Jumat, 25 Juli 2008

Ranah Damai di Bulan Suci, Januari 1998

  • ”Egois bukanlah jalan untuk saling melepaskan, tapi langkah awal merindukan sifat kita yang berbeda”

    Bandung, 19 Nopember 1996 awal kita jumpa, awal kita melangkah bersama, awal kangen dan rindu akan hadir, jalinan saling kasih mengasihi dan yang saat itu kita harapkan. Ternyata ... terwujud”lah sampai saat ini 19 Januari 1998. Kita masih bersatu memikul beban yang sama, visi yang berbeda, saling kasih mengasihi bahkan ada kangen dan rindu setiap waktu.

    Dalam bentang persahabatan kita ada kemauan yang beda, visi yang tak sama, meski rasa kecewa yang selalu hadir. Semuanya adalah guru, guru kita, merekalah yang telah mengantarkan kita untuk selalu tetap sama dan bersatu. Kita memang perlu banyak belajar dari pengalaman dan lingkungan yang ada disekitar kita, ternyata banyak orang sukses setelah mengenal lingkungannya sendiri, meskipun dalam masa-masa sekolah dia tidak terlalu baik dan tidak punya predikat terpandai.

    Belajar disekolah prioritas kita, tapi janganlah menjadi anadalan untuk segalanya, Kenapa ? .. karena tuntutan yang akhirnya akan dipinta bukanlah nilai angka yang tinggi (red. Jangan salah tafsir), Tapi rasa kemauan, mau bekerja keras dan kontinyu nya kita dalam menghadapi pekerjaan, nilai juga pasti akan mengikuti, target belajar bukan berakhir di Universitas kan, belajar berakhir setelahnya kita meninggal.

    Mengoles dunia sebentar
    Ada pepatah mengatakan ”Kami Perlu Uang, Anda Perlu Waktu” semua orang kenal uang ? bahkan karenanya kita sempat lupa segala-galanya, tak sedikit juga mereka korbankan kehidupan abadi hanya sekedarnya.

    Kita diberikan kesempatan hidup, kita juga tidak perlu panatik, .. tapi janganlah seperti mereka, iri hati dalam kebaikan disenangi Tuhan, tapi janganlah seperti kejelekannya mereka. Kita semua butuh uang karena dengannya akan membawa pada keharmonisan keluarga juga, benarkah ?.. tapi kebahagiaan tidaklah sepenuhnya ada pada uang. Kebahagiaan juga ada pada yang abstrak yaitu ”Mau MENERIMA” sifat. Mau menerima tak banyak dimiliki orang, hanya merekalah yang bertaqwa, kalaulah sifat itu kita realisasikan andaikan cobaan yang terus datang hadir pada kita, karena kita menerimanya tentu akan terasa sebagai cobaan.
    Contoh : Penjara, tak ada yang enak hidup dipenjara,.. karena mau menerimanya, akhirnya ditempat itu lahir karya-karya besar seperti TAFSIR al-AZHAR (HAMKA).

    Disaat kebahagiaan hadir dihari yang penuh suka, kangen dan rindu ada disini, dalam pasrah sujudku dihadapan-Nya, kulantunkan untai do’a dan harap ...

    Semoga kebahagiaan hadir pada kita
    Semoga ketenangan senantiasa pada kita
    Semoga keridhoan-Nya tetap ada pada kita
    Tuhan ..
    Sertailah langkah kami
    Diliku jalan yang kau ridhoi
    Tolong ampunilah dosa dan salah kami

    Untuk Sahabatku disana
    Lapangkan cita dan asanya
    Agar bahagia milik kita berdua selamanya

    Amin.

Tidak ada komentar: